Kasus Virus Zika di India Hampir Capai 90 Orang

Jakarta, CNN Indonesia --

Setidaknya 89 orang positif terkena virus Zika akibat lonjakan kasus di Kota Kanpur, India. Sebanyak 17 di antaranya menginfeksi anak-anak.

"Ada lonjakan kasus virus Zika (di India) dan departemen kesehatan telah membentuk beberapa tim untuk mencegah penyebaran (virus Zika)," ujar Kepala Petugas Medis di distrik Kanpur, Uttar Pradesh, Dr. Nepal Singh, dikutip dari Reuters.

"Ada wanita yang hamil dan kami memberikan perhatian lebih kepada wanita itu."

Tak hanya itu, Singh mengatakan pemerintah tengah meningkatkan pengawasan mereka terhadap penyebaran virus Zika. Pemerintah juga memusnahkan tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan virus.

Walaupun kasus infeksi virus Zika kerap dilaporkan di berbagai negara bagian India dalam beberapa tahun terakhir, pejabat Uttar Pradesh Amit Mohan Prasad mengatakan lonjakan ini merupakan yang pertama di wilayahnya.

Kasus virus Zika di Kanpur pertama kali terdeteksi pada 23 Oktober lalu. Sejak itu, angka kasus infeksi virus ini kian meningkat.

"Orang-orang mendapatkan hasil positif karena kami melakukan pelacakan kontak dengan sangat ketat," kata Prasad.

Sebelumnya, virus Zika juga sempat terdeteksi di Kerala. Ada 14 kasus positif yang terdeteksi di wilayah itu.

Mengutip AFP, di antara pasien ada seorang wanita hamil berusia 24 tahun yang sedang menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di ibu kota negara bagian Thiruvananthapuram.

Menteri Kesehatan Negara Bagian Kerala Veena George mengungkap pasien tersebut dinyatakan positif pada Kamis. Sementara itu, 13 kasus lagi dikonfirmasi pada Jumat.

"Semuanya adalah petugas kesehatan dan saat ini masih dalam perawatan medis, tetapi stabil," katanya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengungkap Virus Zika sebagian besar menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes tetapi juga dapat ditularkan secara seksual.

Virus ini pertama kali ditemukan pada monyet di hutan Zika Uganda pada 1947 dan telah menyebabkan beberapa wabah di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir.

Tidak ada vaksin atau obat antivirus yang tersedia sebagai pencegahan atau pengobatan. Beberapa gejala virus ini termasuk demam, ruam kulit, dan nyeri otot dan sendi. Walaupun demikian, kematian akibat virus ini jarang terjadi.

(pwn/bac)

[Gambas:Video CNN]

Share this post